CewekBangetID - Saat lagi masa premenstruasi hingga beberapa hari saat menstruasi, wajar kalau kita mengalami kram perut. Namun, wajib hati-hati, deh. Kram perut yang sangat parah dan sakit itu enggak normal, ya! Ini bisa jadi pertanda ada yang salah dengan menstruasi, rahim, hingga kesuburan kita! Perempuanmemiliki sel telur di dalam rahim. Ini Alasan Perempuan Mengalami Menstruasi. Kamis, 12 Oktober 2017 - 12:28 WIB Oleh : so_hali 5Hal Ini Menandakan Bahwa Kamu Belum Berdamai Dengan Masa Lalu ndMYC. Menstruasi adalah keluarnya darah dari vagina karena siklus alami bulanan. Siklus ini merupakan bagian dari proses normal organ reproduksi wanita untuk mempersiapkan kehamilan. Setiap bulannya, organ reproduksi wanita akan mempersiapkan kehamilan, yang ditandai dengan lepasnya sel telur dari indung telur dan penebalan dinding rahim. Jika tidak terjadi kehamilan, dinding rahim akan luruh dan keluar bersama darah melalui vagina. Keluarnya darah ini disebut sebagai menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan salah satu tanda wanita memasuki masa pubertas. Haid pertama bisa datang lebih cepat atau lambat. Namun, rata-rata siklus menstruasi pertama dimulai pada usia 12 tahun, atau 2–3 tahun setelah payudara tumbuh. Siklus ini akan terus berlangsung sampai masuk masa menopause. Fase Menstruasi Siklus menstruasi pada wanita terbagi menjadi empat fase, yaitu Fase menstruasi Fase menstruasi ditandai dengan luruhnya dinding rahim yang berisi pembuluh darah dan cairan lendir. Proses ini dimulai sejak hari pertama haid dan berlangsung selama 3–7 hari. Fase folikular Pada fase folikular, indung telur ovarium akan membentuk folikel yang isinya adalah sel telur belum matang. Folikel dan sel telur ini akan berkembang dan merangsang penebalan pada dinding rahim. Fase folikular umumnya dimulai sejak hari pertama menstruasi dan berlangsung selama 11–27 hari, tergantung pada siklus masing-masing wanita. Fase ovulasi Fase ovulasi, atau disebut juga sebagai masa subur, terjadi ketika ovarium melepaskan sel telur yang sudah matang. Sel telur ini siap dibuahi oleh sperma di saluran indung telur. Namun, jika tidak dibuahi oleh sperma, sel telur akan melebur dalam 24 jam setelah terjadinya fase ovulasi. Fase ovulasi umumnya terjadi pada hari ke-12 hingga 14 siklus menstruasi. Pada masa ini, vagina akan mengeluarkan lendir serviks. Fase luteal Fase luteal ditandai dengan berubahnya sel telur menjadi korpus luteum. Korpus ini akan melepaskan hormon yang mempertebal dinding rahim. Namun, jika tidak dibuahi oleh sperma, korpus luteum akan menyusut dan kembali diserap. Dengan begitu, lapisan rahim akan luruh selama menstruasi. Fase luteal berlangsung selama 11–17 hari. Pada fase ini, gejala-gejala premenstrual syndrome PMS bisa terjadi. Penyebab Menstruasi Tidak Normal Normalnya, haid datang setiap 21–35 hari dengan lama menstruasi selama 3–7 hari. Pada fase menstruasi, wanita rata-rata mengeluarkan darah kurang dari 80 mililiter, atau sekitar 8−10 sendok makan. Rentang waktu siklus haid pada setiap wanita bisa berbeda-beda. Namun, ada wanita yang mengalami kelainan siklus menstruasi, misalnya jadwal haid tidak teratur, dan volume darah yang keluar terlalu banyak menorrhagia atau justru terlalu sedikit oligomenorea. Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan siklus menstruasi wanita tidak normal, yaitu Menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk KB spiral IUD Mengonsumsi obat, seperti pil KB atau obat antidepresan Menderita penyakit seperti hipertiroidisme, hipotiroidisme, radang panggul, atau polycystic ovarian syndrome PCOS Menderita gangguan rahim, seperti miom Mengalami gangguan pola makan, misalnya bulimia, anoreksia nervosa, atau binge eating disorder Berolahraga terlalu berat dan diet terlalu ketat Sedang menyusui Mengalami stres berat Merokok Gejala Menstruasi Wanita yang sedang menstruasi dapat merasakan gejala tertentu pada dua fase, yaitu menjelang dan saat haid berlangsung. Berikut adalah penjelasannya Gejala pramenstruasi PMS Pada siklus menstruasi, kadar hormon dalam tubuh akan berubah. Hal ini dapat memengaruhi fisik dan emosi sejak beberapa hari sebelum menstruasi. Gejala ini disebut sindrom pramenstruasi atau premenstrual syndrome PMS. Beberapa gejala yang dapat muncul saat pramenstruasi adalah Sakit kepala Nyeri di payudara Timbul jerawat Perut kembung Perubahan suasana hati mood swing Perubahan gairah seks Gejala di atas bisa berlangsung selama 6–7 hari, yaitu 4 hari sebelum menstruasi dan 2–3 hari sesudah haid. Gejala saat menstruasi Pada saat haid berlangsung, kontraksi rahim dan perubahan hormon bisa menimbulkan gejala menstruasi yang biasanya terjadi selama 1–3 hari. Gejala yang dirasakan pada saat menstruasi meliputi Sakit perut bagian bawah dismenore Nyeri di bagian pinggul, punggung bagian bawah dan paha bagian dalam Sakit kepala Pusing Mual Diare Lemas Gejala haid akan berkurang seiring bertambahnya usia, atau bahkan hilang ketika sudah melahirkan. Kapan harus ke dokter Lama serta volume perdarahan pada siklus haid bisa berbeda-beda. Oleh sebab itu, sebaiknya catat siklus menstruasi agar dapat segera menyadari jika ada gangguan haid. Perubahan pada siklus haid bisa menandakan adanya masalah kesehatan. Segera ke dokter jika mengalami tanda-tanda kelainan menstruasi, seperti Jadwal haid yang tidak teratur, seperti tidak menstruasi lebih dari 3 bulan, atau haid lebih cepat dari 21 hari Darah yang keluar saat menstruasi sangat banyak Perdarahan lebih dari 7 hari Perdarahan di luar siklus menstruasi Gejala haid lebih berat daripada biasanya Menstruasi disertai pucat, sangat lemas, keringat dingin, dan linglung Segera bawa anak perempuan Anda ke dokter jika ia belum juga mengalami haid setelah berusia 16 tahun atau lebih. Diagnosis Gangguan Menstruasi Untuk mendiagnosis gangguan menstruasi, dokter akan menanyakan seputar siklus menstruasi dan penyakit yang pernah dialami pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan tes fisik, termasuk pemeriksaan panggul, guna mendeteksi tumor atau radang. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosis, antara lain Tes darah, untuk mendeteksi anemia, gangguan tiroid, atau penyakit lain Pap smear, untuk mendiagnosis kanker serviks Pemeriksaan cairan vagina, untuk mendeteksi kemungkinan penyakit infeksi menular seksual USG rahim, untuk memeriksa kemungkinan miom atau kista ovarium Biopsi pengambilan sampel jaringan dari dinding rahim, untuk mendiagnosis ketidakseimbangan hormon, endometriosis, atau sel kanker Pengobatan Gangguan Menstruasi Penanganan untuk mengatasi gangguan menstruasi tergantung pada gejala yang dialami. Berikut ini adalah penjelasannya Nyeri Untuk meredakan nyeri ketika menjelang atau saat menstruasi, penderita bisa mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti paracetamol, asam mefenamat, atau ibuprofen. Jadwal haid tidak teratur Untuk memperlancar haid, pasien bisa membeli obat pelancar haid atau berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan meresepkan obat yang mengandung hormon estrogen dan progesteron, seperti pil KB. Perdarahan menstruasi yang berlebihan Untuk mencegah anemia akibat perdarahan berlebihan saat menstruasi, dokter akan menganjurkan pasien untuk membeli suplemen penambah darah yang dijual bebas di apotek. Selain itu, dokter juga dapat memberikan suntik progestin. Pada beberapa kasus, dokter akan melakukan operasi untuk mengatasi kelainan menstruasi akibat penyakit tertentu, seperti endometriosis dan miom. Komplikasi Gangguan Menstruasi Gangguan menstruasi yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan kurang darah anemia. Hal ini terjadi akibat perdarahan menstruasi yang berlebihan dan berlangsung lama. Penderita juga berisiko mengalami gangguan kesuburan. Pencegahan Gangguan Menstruasi Gjala yang muncul pada siklus menstruasi memang sulit dihindari. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredakan sakit saat haid, yaitu Konsumsilah makanan bergizi lengkap dan seimbang. Perbanyak konsumsi makanan dan minuman berkalsium tinggi seperti, yoghurt dan sayuran hijau. Kurangi konsumsi gula, garam, dan makanan Hindari minuman yang mengandung kafein, soda, atau Kompres hangat di area perut. Jangan merokok. Lakukan olahraga dan istirahat yang cukup. Kelola stres dengan baik, misalnya lewat teknik relaksasi. Mandi dengan air hangat. Kelebihan volume darah yang keluar dapat dikurangi dengan mengonsumsi kontrasepsi oral atau obat asam traneksamat yang dapat meningkatkan pembekuan darah. Namun jika volume menstruasi Anda lebih banyak dari biasanya, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter. Jika setelah mengonsumsi obat kondisi Anda tidak juga membaik, dokter akan menyarankan untuk menjalani pemeriksaan ultrasound USG untuk memeriksa organ panggul. 2. Jika menstruasi Anda melambat atau bahkan berhenti Amenorea adalah kondisi saat seorang wanita berhenti mengalami menstruasi, atau sudah berumur 15 tapi belum pernah mengalami haid. Hal ini disebabkan penurunan produksi estrogen sehingga frekuensi menstruasi menjadi makin jarang. Umumnya amenorea terjadi secara natural pada sekitar usia 50-an tahun. Anda berada dalam masa menopause ketika sudah 12 bulan berturut-turut tidak mengalami menstruas. Namun yang perlu diwaspadai adalah jika amenorea terjadi sebelum usia 40. Pada usia ini, kemungkinan yang dapat menjadi penyebab berhentinya menstruasi adalah Anda sedang hamil. Berolahraga terlalu berat atau terlalu sering. Frekuensi dan intensitas olahraga yang berlebihan dapat memengaruhi produksi dan kerja hormon reproduksi yang mengatur siklus menstruasi. Mengalami gangguan pola makan seperti anoreksia nervosa. Keterbatasan kalori dalam tubuh menghalangi pelepasan hormon yang dibutuhkan dalam proses ovulasi. Kemungkinan penyebab lain adalah sedang dalam masa menyusui, obesitas, mengonsumsi pil KB, gangguan pada hipotalamus bagian otak yang mengatur regulasi hormon reproduksi, gangguan kelenjar tiroid, stres, gangguan pada rahim, sindrom ovarium polisistik, ovarium yang berhenti berfungsi lebih dini, dan gangguan keseimbangan hormon lain. Segera periksakan diri ke dokter jika menstruasi Anda berhenti, tidak teratur, atau sering terlambat dalam waktu yang cukup panjang. 3. Jika Anda mengalami nyeri haid yang berlebihan Kebanyakan wanita mengalami kelelahan dan nyeri di masa menstruasi. Namun beberapa wanita merasakan nyeri yang lebih parah sehingga membuat mereka tidak mampu beraktivitas. Kondisi ini disebut dismenorea yang dapat disertai oleh gejala-gejala lain seperti mual, muntah, sakit kepala, nyeri pada punggung, dan diare. Nyeri berlebihan saat haid ini dapat menjadi indikasi terhadap adanya penyakit tertentu, seperti endometriosis dan fibroid. Obat-obatan antiinflamasi dapat dikonsumsi untuk mencegah produksi prostaglandin sebagai penyebab nyeri dan mengurangi rasa sakit yang ditimbulkannya. Namun disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mendapat penanganan tepat. Dokter Anda kemungkinan akan menyarankan tes pap smear, pemeriksaan panggul, ultrasound, atau laparoskopi. 4. Jika Anda mengalami pendarahan saat sedang tidak haid Pendarahan saat sedang tidak haid sebaiknya segera diperiksakan untuk mendeteksi kemungkinan adanya gangguan, misalnya luka pada vagina, hingga penyakit yang lebih serius seperti kanker. Pada intinya Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter jika Jarak antara dua menstruasi Anda dari 21 hari atau lebih dari 35 hari. Menstruasi Anda berlangsung lebih dari 7 hari. Mengalami pendarahan saat sedang tidak menstruasi. Mengalami nyeri yang tidak tertahankan saat mengalami haid. Perlu mengganti pembalut hingga tiap satu jam sekali. Anda telah berhenti mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut, tapi kemudian kembali mengalami haid. Memeriksakan diri sedini mungkin dapat membuat kemungkinan gangguan yang diindikasikan dengan menstruasi tidak normal dapat segera tertangani. Memahami Tahapan Perubahan Tubuh Selama MenstruasiSaat Anda akan memasuki siklus menstruasi, Anda mungkin akan merasakan adanya perubahan fisik dan suasana hati. Meski tidak mungkin tidak semua wanita menyadarinya. Namun umumnya, memang ada perubahan yang sama pada tubuh setiap kali Anda akan menstruasi haid. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan hormon dalam tubuh karena menstruasi. Berbagai perubahan fisik yang terjadi saat menstruasi Siklus menstruasi yang teratur dengan gejala menstruasi yang biasa terjadi menandakan bahwa hormon dalam tubuh Anda bekerja dengan baik. Sementara itu, siklus menstruasi yang tidak teratur menandakan bahwa ada hormon dalam tubuh yang bermasalah. Hormon ini tidak hanya penting untuk sistem reproduksi tapi juga penting untuk kesehatan jantung dan tulang. Hormon tersebut adalah hormon estrogen. Tak hanya hormon estrogen, hormon lain juga berperan saat siklus menstruasi, memengaruhi suasana hati, dan bisa menyebabkan perubahan fisik atau gejala tertentu pada tubuh. Apa saja yang terjadi selama siklus menstruasi? 1. Pada hari 1—5 siklus menstruasi Saat menstruasi Anda akan mengalami sejumlah perubahan fisik. Pada hari pertama menstruasi, kadar hormon estrogen dan progesteron berada pada kadar yang paling rendah. Anda mungkin akan merasakan kram atau sakit di sekitar perut, mulai dari tingkat ringan sampai parah. Kram ini disebabkan oleh hormon prostaglandin yang berperan dalam memicu kontraksi di rahim agar lapisan rahim terkikis dan dikeluarkan melalui darah menstruasi. Hal ini karena sel telur yang dikeluarkan tubuh tidak dibuahi oleh sperma sehingga tidak terjadi kehamilan. Pada beberapa wanita, prostaglandin yang tinggi saat menstruasi juga bisa menyebabkan mual, muntah, diare, bahkan sakit seperti flu. Sementara itu, hormon estrogen dan progesteron yang menurun juga bisa menyebabkan Anda menjadi mudah marah dan tidak merasa seperti diri sendiri. 2. Pada hari 6—13 siklus menstruasi Anda sudah masuk ke hari-hari terakhir menstruasi ketika darah yang keluar mulai menghilang sedikit demi sedikit. Kadar hormon estrogen mulai meningkat lagi karena indung telur sudah mulai akan melepaskan telur lagi untuk siklus menstruasi berikutnya. Peningkatan estrogen memengaruhi peningkatan serotonin dan dopamin di otak dan meningkatkan aliran darah ke otak. Hal ini membuat Anda merasa lebih baik secara mental dan fisik. Hal itu dikarenakan, Anda akan memiliki lebih banyak energi dan merasa rileks atau tenang untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Ini mungkin terjadi karena estrogen bisa membantu otot menyerap glukosa lebih baik sehingga bisa menggunakan energi lebih baik. 3. Pada hari 14—16 siklus menstruasi Ini merupakan waktu ovulasi tubuh melepaskan sel telur yang umum terjadi. Saat ini, hormon estrogen Anda sedang dalam puncaknya dan Anda sedang dalam gairah seks yang tinggi. Berhubungan seks pada sekitar waktu ovulasi dapat meningkatkan kesempatan Anda untuk hamil. Mengutip Better Health, bila ingin memiliki bayi, Anda dapat meningkatkan peluang untuk hamil jika Anda mengetahui tentang ovulasi atau masa subur dalam siklus menstruasi. Anda mungkin bisa memperkirakan waktu ovulasi dari berbagai tanda, seperti suhu tubuh basal sedikit meningkat saat akan ovulasi dan perubahan lendir pada mulut rahim. Mendekati waktu ovulasi, lendir mulut rahim akan terlihat lebih kental, transparan, dan elastis, seperti putih telur. Pada sekitar waktu ovulasi, sebaiknya Anda hati-hati saat berolahraga. Hal ini karena sebuah penelitian telah menemukan bahwa sendi lutut wanita cenderung lebih longgar pada saat ini, sehingga lebih rentan mengalami cedera. 4. Pada hari 16—28 siklus menstruasi Waktu ini bisa dikatakan sebagai premenstruasi. Biasanya, Anda mungkin akan mulai mengalami perubahan-perubahan fisik yang tidak mengenakkan, seperti. Kulit lebih berminyak, sehingga mudah jerawatan. Merasa cepat lelah. Payudara terasa kencang. Sakit kepala atau migrain. Mudah marah. Mengalami perubahan mood. Sakit punggung. Perut kembung. Nafsu makan meningkat atau suka ngidam makanan. Jika tidak ditahan, hal ini mungkin menyebabkan kenaikan berat badan. Penelitian menunjukkan wanita cenderung ingin makan makanan tinggi lemak dan karbohidrat selama fase ini. Tentu hal ini akan menyumbang kalori berlebih pada tubuh. Gejala-gejala premenstruasi tersebut semakin terlihat saat mendekati waktu menstruasi. Hal ini umum terjadi karena hormon estrogen dan progesteron mulai menurun jika sel telur tidak dibuahi. Selanjutnya, menstruasi pun akan terjadi dihitung sebagai hari ke-1 menstruasi.